Belajar dari Kisah Keluarga Krisdayanti dan Aurel-Azriel
Adib Setiawan, M.Psi - 2020-06-13 21:57:55
Belajar dari Kisah Keluarga Krisdayanti dan Aurel-Azriel: Apa yang Diperbuat, Ada Konsekuensinya
Pesan moral dan pelajaran diungkap seorang Psikolog Keluarga, Adib Setiawan SPsi MPsi dari kisah keluarga penyanyi sekaligus politikus Krisdayanti dengan Aurel dan Azriel Hermansyah.
Belakangan ini memang kisah keluarga artis itu menjadi sorotan di media sosial.
Dari interaksi mereka di media sosial yang saling menyindir satu sama lain, menunjukkan hubungan ibu dan anak tersebut tampak sedang tidak baik-baik saja.
Bahkan, KD yang saat ini menjabat anggota dewan mendapat kritik dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) soal konflik keluarganya yang terekspos ke publik.
Diketahui, awal mula permasalahan terjadi saat Aurel menulis komentar dalam unggahan di akun Instagram Krisdayanti.
Aurel memberi ucapan selamat Idul Fitri dengan imbuhan Krisdayanti tidak kunjung membalas pesan Whatsappnya.
Komentar tersebut lantas membuat suami KD, Raul Lemos ikut menanggapi dengan sindiran di akun Instagram-nya.
Setelah itu, Krisdayanti pun mengunggah percakapan pribadi dengan Aurel dan menuliskan klarifikasi agar warganet tidak menyudutkan sang suami, Raul Lemos.
Puncaknya, Azriel turut menanggapi unggahan tersebut dengan menanyakan apakah perlu sang ibu mengunggah percakapan tersebut di sosial media.
Akhirnya, Azriel pun menuliskan curahan hatinya mengenai permasalahan ini.
Ia mengaku mendapat makian dari Raul Lemos melalui telepon.
Anak kedua Anang dan KD ini juga mengungkapkan, sang kakak, Aurel, sampai menemui psikolog karena depresi yang ia alami.
Pesan moral kisah keluarga KD dan Aurel-Azriel
Lantas adakah pesan moral dari kisah keluarga yang terekspos ke publik ini?
Psikolog Keluarga Adib Setiawan SPsi MPsi psikolog memberikan tanggapan.
Menurutnya ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari persoalan ini.
Psikolog dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Bintaro, Jakarta Selatan ini mengungkapkan satu di antara pelajaran itu, sebisa mungkin hindari konflik rumah tangga yang menyebabkan perceraian.
Adib menuturkan, alangkah lebih baik bila menjalani hidup sampai tua dengan keluarga yang utuh.
"Dinamika hidupnya akan lebih simple, menjalani kehidupan yang lebih mudah dalam memperjuangkan anak, serta konflik hidupnya tidak terlalu kompleks," papar Adib kepada Tribunnews, Rabu (10/6/2020).
Namun, Adib juga menuturkan bagi rumah tangga yang memilih untuk bercerai, maka akan ada konsekuensi dari apa yang diperbuat.
"Tapi bagi masyarakat yang memilih bercerai dan kemudian menikah lagi, punya anak lagi, hikmahnya adalah semua akan menjadi cerita."
"Suatu saat nanti mengerti apa yang akan kita perbuat ada konsekuensinya," terang Adib.
Ia juga menerangkan, akan lebih penting lagi, bila orang tua yang memilih kehidupan baru, tetap menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Misalnya, memastikan kondisi psikologis anak agar mereka menjadi pribadi yang kuat dan mandiri di kemudian hari.
"Anak akan menjadi sesuatu selain dididik dan disekolahkan juga diasuh dengan baik."
"Dalam arti, kebutuhan emosional juga dipenuhi."
"Misalnya orangtua meluangkan waktu menjadi teman diskusi sehingga anak akan berkembang," kata Psikolog yang juga berpraktek di Klinik Terapi Anak dan Dewasa YPPI di Pondok Aren, Tangerang Selatan ini.
Sebab, kedepannya anak akan menghadapi tantangan yang jauh lebih sulit dan masa depan yang masih panjang.
Apalagi bagi anak yang memiliki beban dengan nama besar orang tuanya.
Adib pun menyarankan bagi anak yang bernasib sama dengan Aurel dan Azriel, supaya berjuang menjadi dirinya sendiri.
"Jangan terlena dengan kesuksesan nama besar orang tua, terus berjuang menjadi diri sendiri."
"Terus berkarya sehingga kehidupan kedepan bisa dilaui dengan baik," pungkasnya.